Dewasa ini infrastruktur Information Technology (IT) semakin banyak digunakan oleh
perusahaan-perusahaan baik kecil, menengah
maupun besar. Manfaat dan keuntungan menggunakan IT sebagai backbone dalam menjalankan bisnis semakin terasa keampuhannya,
terutama dalam menghadapi turbulensi persaingan bisnis yang semakin dinamis. Kini IT backbone telah menjadi
salah satu senjata
kekuatan bersaing, tanpa dukungan
infrastruktur IT yang memadai sulit bagi suatu unit usaha berkembang dan bertumbuh secara meyakinkan, baik itu di sektor keuangan maupun sektor non keuangan.
Pada sektor keuangan,
khususnya industri perbankan, persaingan berada pada red ocean market, dimana terdapat 122 bank komersil
dengan 12,500 kantor tersebar di Indonesia (SPI-BI
Mei 2009). Industri perbankan merupakan industri yang padat dengan muatan IT, dimana bank beroperasi menyediakan layanan non stop
24 jam sehari dan 7 hari seminggu,
sepanjang tahun. Semua operasional perbankan tidak bisa
terlepas dari peran IT sebagai penyokong kegiatan operasional sehari-hari dari
sebuah Bank. Contoh paling sederhana adalah penggunaan mesin ATM, dimana mesin ini mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi seperti
pengambilan uang tunai, pengecekan
saldo, pengiriman uang, pembayaran rekening
listrik, kartu kredit,
pembelian pulsa, dan
lain-lain tanpa perlu mengantri di depan teller.
1
Mengingat begitu besarnya peran IT dalam perbankan, tidaklah berlebihan bila kebutuhan
akan manajemen IT
yang handal, khususnya dalam menjaga
kualitas dan ketersedian layanan IT pada Bank menjadi sangat signifikan. IT sebagai sentral pengelolaan proses bisnis memerlukan
suatu wadah interaksi
yang cepat, efisien, dan dapat diandalkan oleh unit-unit lain dalam
lingkup bank. Demikian juga dengan unit bisnis lain diluar
perbankan, pemanfaatan IT seyogianya dapat dimaksimumkan manfaatnya sehingga proses bisnis dapat menjadi lebih cepat, tepat waktu (reliable),
nyaman dan efisien.
Pada umumnya didalam suatu perusahaan memiliki unit atau divisi
dalam menangani infrastruktur IT. Adakalanya ketersediaan infrastruktur IT belum dapat dimaksimalkan, bahkan kesesuaian infrastruktur
dengan
kepentingan
bisnis
belum selaras yang dapat berakibat pada tingkat efisien dan efektivitas sistem IT tidak optimal. Untuk menghindari
ketidak sesuaian antara proses bisnis
dengan ketersediaan infrastruktur IT, dibutuhkan suatu sarana yang dapat dihandalkan keakuratan penggunaanya. Salah
satu sarana yang dapat digunakan
adalah Information Technology Infrastructure Library
(IT-IL), sarana ini dapat
digunakan sebagai best practice
dalam
menyelaraskan proses IT
Operation
dengan kepentingan bisnis bank. Berkaitan
dengan paparan sebelumnya, maka adalah suatu hal yang menantang untuk mengukur
dan menganalisis faktor-faktor apa
saja yang membuat sarana IT-IL dapat meningkatkan
kualitas layanan IT.
IT-IL
sendiri memiliki beberapa proses diantaranya adalah The
Business Perspective, ICT Infrastructure Management,
Planning to Implement Service
Management, Application Management, Security
Management, Service
Management. Khusus untuk IT
Service
Management
(ITSM)
adalah
sebagai
kerangka kerja (framework) untuk mengelola infrastruktur TI
di suatu perusahaan, dan mengatur
layanan terbaik bagi penggunaan layanan TI. Dengan kata lain, konsep ITSM muncul sejalan dengan makin meningkatnya ketergantungan dan kebutuhan perusahaan pada IT untuk
mencapai tujuan strategis. Di dalam ITSM
itu sendiri, salah satunya terdapat
fungsi Service Desk dan proses Problem
Management yang dapat menjadi landasan pengintegrasian manajemen IT dan
mendukung layanan perusahaan secara umum dan
layanan IT secara khusus.
IT
Service Desk sebagai antarmuka antara user
dengan IT merupakan solusi terbaik dalam efisiensi
manajemen IT. IT Service
Desk yang menjadi Single Point of Contact (SPOC) dalam
manajemen IT
diharapkan mampu menjawab
desakan dunia bisnis yang ketat dan membutuhkan infrastruktur IT yang baik, serta menjadi lapisan terdepan dalam
memberikan layanan IT pada user.
Dengan menjalankan
fungsi SPOC, IT Service Desk dapat
menjadikan segala permasalahan IT
selalu termonitor dan terkontrol. Untuk dapat menangani
setiap permasalahan dari
user, penting bagi IT Service Desk
untuk berkoordinasi dengan Problem Management. Dengan adanya kerja sama yang baik diantara
keduanya, diharapkan sistem
yang terintegrasi, dan administrasi
yang baik akan menjadi
landasan yang kuat bagi pembangunan
IT di masa yang akan datang.
Dalam
riset ini pembahasan terbatas
pada dampak penerapan IT Service Desk tehadap kinerja IT dilihat
dari perspektif user, dalam hal ini dilakukan di Bank CIMB Niaga.
saya sangat tertarik sekali dengan riset anda
BalasHapus